Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2020

Study Club Gerakan 759 Merupakan Study Club dari Organisasi Pelajar Islam Indonesia, apa bukan..?

Gambar
  Gerakan.Net. Dalam kegiatan Leadership School (LES) Angktan II yang dilaksanakan kurang lebih 2 hari pada tanggal 19-20 Agustus di aula MA Darul Ulum Sasa.  Saat itu presidium gerakan 759 Bachtiar Malawat membawa materi tentang GERAKAN KITA,  tiba-tiba ada  seorang peserta yang bertanya. "Study Club Gerakan 759 ini merupakan Study Club Organisasi PII apa bukan".? Dengan alasan sebab 759 merupakan sandi dan ada keeterkaitan dengan Organisasi PII.  Kemudian dijawab oleh presidium gerakan yakni Bachtiar Malawat, Bahwa Study Club Gerakan 759 bukan merupakan Study Club organisasi PII, Sebab 759 itu sendiri tidak ada keterkaitannya dengan PII karna 759 merupakan tanda kelahiran Study Club Gerakan 759 Sesuai kesepakatan yang telah dibangun oleh para pendiri Study Club yang tertera dalam konstitusi, bahwa angka 759 adalah merupakan angka-angka dari bulan tanggal dan tahun kelahiran. Angka 7 merupakan angka bulan Juli sebagaimana bulan Juli merupakan bulan ke 7, angka ...

Pandemi dan Keberlangsungan Pendidikan

Gambar
  Oleh : Bachtiar S. M  (Presidium Gerakan759) Gerakan.Net. Tujan utama Pendidikan adalah memanusiakan manusia yang mampu membedakan hal baik dan buruk. Artinya, rusak atau tidaknya negara tergantung pola pendidikan generasi saat ini. Jika generasi hari ini dididik menjadi generasi pembelajar, maka negara punya masa depan yang cerah. Namun jika sebaliknya, negara akan menuju kehancuran. Tan Malaka menyebutkan, tujuan pendidikan itu untuk mempertajam kecerdasan, memperkukuh kemauan serta memperhalus perasaan.  Di tengah pandemi Covid-19, Pemerintah Indonesia melalui Kementrian Pendidikan, sepertinya "gugup" dalam mencari formula yang pas untuk keberlangsung pendidikan Indonesia. Ini dibuktikan dengan kebijakan belajar daring atau sistem online yang dikeluarkan pemerintah. Kebijakan yang dikeluarkan hanya dengan alasan memutuskan mata rantai penularan Covid-19, memberikan dampak buruk terhadap proses pendidikan di Indonesia. Kebijakan "Tiba saat tiba akal" yang diamb...

STUDY CLUB GERAKAN 759 DALAM MEMUPUKUK JALAN PIKIRAN ANAK BANGSA.

Gambar
  Oleh : Ahmat R Idin. (Pemantik Tunggal Filsafat) Saat diminta oleh kawan-kawan untuk menuliskan sebuah artikel ataupun opini tentang Sudy Club Gerakan 759 sebenarnya membuat saya sedikit berat untuk mengisi sebuah tema yang harus di sajikan sebagai satu tulisan ilmiah sehingga menjadi sebuah cakrawala pengetahuan bagi mereka ataupun sesema penggiat literasi. Mungkin keilmiahan dari tulisan ini tak ada karna saya hanya sekedar menulis tentang apa yang saya rasakan ataupun pendapat saya secara pribadi. Sebelum lanjut kesitu, saya sedikit bercerita lewat sajian tulisan ini bahwa memang saya sempat diminta oleh kawan-kawan gerakan 759 menjadi pemateri tunggal dalam materi Filsafat sebuah materi yang sulit dan menyeramkan dikalangan mahasiswa. Jujur saja, saya sebenarnya mau menolak waktu itu sebab merasa belum cukup atas pemahaman materi filsafat yang saya guluti baru hampir 5 bulan waktu itu. Namun saya terima tantangan itu, maaf klu saya anggap itu sebuah tantangan.  Sebenarny...

STANDARISASI KECANTIKAN DI MASYARAKAT

Gambar
  Oleh : Yuliani Uyun. (Bendahara Umum SC Gerakan 759) Setiap hari selalu saja ada figur-figur yang dipertontonkan untuk menanamkan pola pikir yang merujuk pada budaya konsumtif. Dari bintang iklan yang hampir sama gambaran fisiknya. Kebanyakan dari mereka memiliki kulit putih bersih, rambut hitam, berbadan langsung dan semampai, hidung mancung, dan kelebihan fisik lainnya yang menjadi standarisasi kecantikan demi menjual produk yang diiklankan. Hal ini seakan-akan membentuk standarisasi kecantikan di masyarakat. Perlahan tapi pasti, defenisi cantik sangat mudah dibentuk dan di-iya-kan secara langsung oleh masyarakat awam. Hingga yang berkulit coklat bahkan hitam, yang bertubuh gemuk atau kurus, yang berambut kriting, akan menjadi minder dan merasa tidak 'cantik' dimata public. Suka tidak suka, mau tidak mau, bahwa ungkapan "cantik itu relatif" sebenarnya memang betul. Sebab standar ideal cantik memang tidak boleh disamakan, apalagi dibentuk melalui tampilan dari figu...